Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar, dan demam. Tingkat kematian berkisar antara 80% sampai 100%. Asal kata adalah dari sungai Ebola di Kongo.
Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini telah dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 90% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk manusia belum ditemukan.
Sejauh ini, Ebola adalah penyakit yang paling mematikan di seluruh dunia. Kesempatan untuk hidup jika terinfeksi penyakit ini masih 0% alias tidak mungkin, dan sampai sekarang masih dicari vaksinnya. Penderita biasanya bisa langsung meninggal dalam siklus 6 hari sampai 20 hari, alias sangat cepat. Sekarang bisa dikatakan bahwa Ebola adalah penyakit yang paling dihindari untuk terjangkit di seluruh dunia.
Virus ini dinamai lembah Sungai Ebola di Republik Demokratik Kongo (dulunya Zaire), yang secara dekat situs pecahnya diakui pertama pada tahun 1976, sebuah rumah sakit misi yang dijalankan oleh biarawati Flandria.
Genera '' Ebolavirus'' dan '' Marburgvirus'' awalnya diklasifikasikan sebagai spesies dari genus '' Filovirus'' sekarang tidak ada. Pada Maret 1998, Subkomite Virus vertebrata diusulkan pada Komite Internasional pada taksonomi dari virus (ICTV) untuk mengubah genus '' Filovirus'' '' Filoviridae'' keluarga dengan dua genera tertentu: '' Virus Ebola-like'' dan '' virus Marburg-seperti ''. Proposal ini dilaksanakan di Washington, D.C. sebagai dari April 2001 dan di Paris sebagai Juli 2002. Pada tahun 2000, usulan lain dibuat di Washington, DC untuk mengubah "-seperti virus" untuk "-virus" mengakibatkan hari ini '' Ebolavirus'' dan '' Marburgvirus''.
Tingkat perubahan genetik seratus kali lebih lambat dari Influenza A pada manusia, tetapi pada besarnya sama yang Hepatitis B. menggunakan angka ini, dan Ebolavirus Marburgvirus diperkirakan telah menyimpang beberapa ribu tahun yang lalu.
Ada tidak ada standar perawatan untuk Ebola demam hemorrhagic. Perawatan terutama mendukung dan termasuk meminimalkan prosedur invasif, menyeimbangkan elektrolit, dan, karena pasien sering mengalami dehidrasi, menggantikan hilang kaskade faktor untuk membantu menghentikan pendarahan, mempertahankan tingkat oksigen dan darah, dan memperlakukan semua infeksi yang rumit. Pusat plasma (faktor-faktor dari orang-orang yang terlestarikan Ebola infeksi) menunjukkan janji sebagai pengobatan untuk penyakit. Ribavirin tidak efektif. Interferon juga dianggap tidak efektif.
Dalam monyet, administrasi inhibitor kaskade (rNAPc2) telah menunjukkan beberapa manfaat, melindungi 33% dari hewan yang terinfeksi dari biasanya 100% (untuk monyet) mematikan infeksi (Namun, inokulasi ini tidak bekerja pada manusia). Pada awal 2006, para ilmuwan di USAMRIID mengumumkan tingkat 75% pemulihan setelah menginfeksi empat Monyet rhesus dengan '' Ebolavirus'' dan pemberian obat-obatan antisense Morpholino. Pengembangan antisense Morpholino peningkatan conjugated dengan sel menembus peptida sedang berlangsung.
WHO mengatakan penyakit itu juga bisa ditularkan melalui kontak dengan hewan yang tertular, sakit atau mati. Virus tersebut berpindah melalui darah dan cairan tubuh lain. Korban mengalami pendarahan secara internal dan eksternal. Tingkat kematian dapat mencapai 90 persen. Penelitian menunjukkan, jika kelelawar dapat terinfeksi virus ebola namun ternyata mereka mampu bertahan dengan virus tersebut, tanpa terjangkit penyakit ebola.
Maka, kelelawar diklaim sebagai hewan yang memainkan peran penting mempertahankan virus ini tak akan punah dan selalu ada di alam liar! Penyebaran virus ebola yang telah menewaskan 78 orang di Guinea mencapai tingkat tertinggi. Sebab penyebaran virus ini semakin sulit dikontrol. Hingga kini, sudah lebih dari 1.850 kasus dan lebih dari 1.200 kematian yang dilaporkan sejak ebola ditemukan, berdasarkan catatan WHO.
Virus ebola merusak beberapa sel seperti yang ditarget oleh HIV. Meski begitu, infeksi ebola jauh lebih agresif dan memusnahkan sistem kekebalan tubuh.
Begitu penyakit ini berkembang, mata penderita menjadi merah dan kulit berbintik-bintik. Dalam beberapa kasus, organ penderita tidak berfungsi dan terjadi perdarahan hebat. Perdarahan bisa terjadi pada mata, telinga, atau mulut.
Virus ini menular melalui kontak dengan darah, cairan, ataupun cairan hewan yang sudah tertular. Jika manusia terinfeksi, penyakit ini akan dengan cepat menular. Petugas kesehatan dan keluarga pasien adalah kelompok yang paling rentan.
Wabah yang terjadi saat ini tergolong yang paling cepat menyebar. Gejala virus ebola yang mirip dengan influenza sering membuat penyakit ini sulit didiagnosis. Karena itu, pasien diminta waspada karena virus ini hanya butuh waktu beberapa hari untuk masuk ke stadium selanjutnya.
Belum ada vaksin ataupun obat untuk penyakit ebola. Pasien hanya diberi terapi penunjang, seperti infus, untuk menyeimbangkan cairan dan elektrolit tubuh, mempertahankan tekanan darah dan kadar oksigen tubuh, serta mengobati penyakit yang muncul.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com