Anggota ISIS Asal Indonesia Tewas di Suriah - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

8/14/14

Anggota ISIS Asal Indonesia Tewas di Suriah



Jakarta, Dewata News. Com

Sebanyak 56 WNI bergabung dengan kelompok radikal bersenjata Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah. Dari 56 orang tersebut empat orang telah tewas. "Ada empat dari negara Indonesia meninggal di sana. Ada yang bom bunuh diri," terang Kapolri Jenderal Pol Sutarman di Rupatama Polri, Jakarta, Kamis (14/8).

Kapolri mengatakan aksi nekat ini menimbulkan kekhawatiran sekaligus ancaman bagi bangsa Indonesia. "Kalau dari Suriah kembali ke Indonesia kemudian melakukan cara-cara kekerasan di Suriah dan Irak di Indonesia, bisa membahayakan negara," lanjut Kapolri. Oleh karena itu Kapolri mendesak agar imigrasi memperketat WNI yang kembali atau pun pergi ke negara-negara konflik. "Kita sudah koordinasi dengan dirjen dan menteri untuk menyeleksi orang-orang Indonesia yang pergi ke Irak dan Suriah. Jadi kita pesan harus diperhatikan betul, sebab kewenangan ada di Keimigrasian," pungkas dia lagi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal, Boy Rafli Amar mengatakan, sejauh ini sudah terdapat empat warga Negara Indonesia yang tewas di Irak dan Syria karena bergabung dengan ISIS. "Mereka Mahasiswa DO (Drop Out)," kata Boy di sela acara pembentukan Sekolah Toleransi di SMA N 13, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Kamis (14/08).

Dia mengatakan, ISIS merupakan gerakan radikal, yang menggunakan simbol agama. Padahal, kata dia, ISIS bukan agama. Sehingga, masyarakat diminta tak terhasut atau terpengaruh dengan ajakan untuk bergabung dengan ISIS. Dia mengatakan, sejauh ini belum ada penangkapan terhadap warga yang mendukung ISIS. Pasalnya, tak ada pelanggaran hukum. Menurut dia, mereka yang mendukung ISIS hanya ikut-ikutan saja. Tapi, tidak paham isinya. "Anak harus diselamatkan, jangan tergiur dengan kegiatan (ISIS) itu. Sehingga menjadi ikut-ikutan," kata dia.

Boy mengatakan, guna menangkal masuknya radikalisme di Indonesia, Kepolisian menargetkan membangun sekitar 500 sekolah toleransi di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia. Sekolah Toleransi bekerjasama antara Kepolisian dengan Sekolah Menengah Atas. Dalam sekolah itu, terdapat pelajaran klinik Pancasila yang mengajarkan ideologi bangsa. "Ketika sudah Paham, kami yakin mereka tak akan terpengaruh ideologi radikal," ujar dia.

Sejumlah cara dilakukan Polri untuk meredam aksi radikalisme ISIS yang kebanyakan dilakukan para terduga teroris di Indonesia. Cara pertama adalah dengan memetakan dan mengantisipasi gerakan tersebut.

"Kita melakukan langkah preventif dengan mengingatkan masyarakat untuk tidak ikut-ikutan mendukung kegiatan ISIS. semua yang terafiliasi selama ini adalah kelompok garis keras yang ada di Indonesia dan petanya sudah ada di kepolisian dan kita ikuti terus," ungkap Kapolri Jenderal Pol Sutarman di Rupatama Polri, Jakarta.

Selain pemetaan dan upaya pencegahan, Polri juga menghambat perkembangannya dengan membatasi alur pendanaan mereka, terutama kelompok radikal di Poso pimpinan Santoso.

"Kita juga sudah melakukan langkah-langkah untuk mencegah dan menyetop logistik ke Santoso. Baik logistik yang diperoleh dengan cara merampok yang sudah pernah ditangkap ini bisa diikuti terus," tambahnya.  (DN - MDK)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com