Profesi
* Oleh : I Made Tirthayasa
Para wartawan
sedang melaksanakan tugas.
Wartawan atau jurnalis adalah
seseorang yang melakukan jurnalisme atau
orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya
dikirimkan/dimuat di media massa
secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa,
seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet. Wartawan
mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya; dan mereka diharapkan
untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari
sudut tertentu untuk melayani masyarakat.
Kapolres Buleleng AKBP Beny Arjanto sedang diwawancarai wartawan.
Istilah jurnalis dan wartawan di Indonesia
Istilah jurnalis baru muncul di Indonesia setelah
masuknya pengaruh ilmu komunikasi yang cenderung berkiblat ke Amerika Serikat.
Istilah ini kemudian berimbas pada penamaan seputar posisi-posisi kewartawanan.
Misalnya, "redaktur" menjadi "editor."
Pada saat Aliansi
Jurnalis Independen berdiri, terjadi kesadaran tentang istilah
jurnalis ini. Menurut aliansi ini, jurnalis adalah profesi atau penamaan
seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa. Jurnalis
meliputi juga kolumnis, penulis lepas, fotografer, dan desain grafis
editorial. Akan tetapi pada kenyataan referensi penggunaannya, istilah
jurnalis lebih mengacu pada definisi wartawan.
Asal dan ruang lingkup istilah jurnalis
Dalam awal abad ke-19,
jurnalis berarti seseorang yang menulis untuk jurnal, seperti Charles Dickens
pada awal kariernya. Dalam abad terakhir ini artinya telah menjadi seorang
penulis untuk koran dan juga majalah.
Banyak orang mengira jurnalis sama dengan reporter,
seseorang yang mengumpulkan informasi dan menciptakan laporan, atau cerita.
Tetapi, hal ini tidak benar karena dia tidak meliputi tipe jurnalis lainnya,
seperti kolumnis, penulis utama, fotografer, dan
desain editorial.
Tanpa memandang jenis media, istilah jurnalis
membawa konotasi atau harapan profesionalitas dalam membuat laporan, dengan
pertimbangan kebenaran dan etika.
Hidup adalah
Kebenaran
Sangat jelas, wartawan itu pekerjaan mulia dan standarnya hati nurani. Jangan profesi wartawan 'dijual' untuk kepentingan pribadi atau mengatasnamakan profesi wartawan. Jangan mudah diprovokasi oleh oknum-oknum, jangan mau wartawan 'disatukan' jangan mau wartawan dijadikan alat kekuasaan. jadilah wartawan yang selalu menampilkan keseimbangan. Kita bukan kelompok exclusive, tetapi mengalir dengan ide-ide idelismenya. Mari perangi virus yang mengatasnamakan wartawan serta 'perangi' oknum-oknum yang sering melecehkan profesi wartawan.
sementara di Buleleng ketika wartawan terkena aksi pengroyokan, ternyata tunjukkan aksi diam
Mari hormati profesi kita sebagai
wartawan dengan mengedepankan sikap rendah hati tak perlu sombong ataupun
angkuh.
Wartawan juga seorang manusia, wartawan
juga seorang buruh karena dibayar oleh perusahaan tempatnya bekerja.
Kelebihan wartawan karena pekerjaannya diatur undang-undang, sehingga lebih
istimewa. Tetapi bukan karena istimewa wartawan bisa seenaknya menjalankan
penyimpangan profesi dan kode etik.
Goresan pena ini bukan untuk menggurui, tetapi karena saya yang belum menjadi apa-apa dan terus belajar menjadi wartawan justru terkoyak oleh keangkuhan oknum dalam pelbagai bentuk dan motif. Apa yang saya rasakan, sudah sering didiskusikan. Semoga rasa kita sama!!!
* I Made Tirthayasa adalah Pemred Dewata News.Co
|
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com