Para pedagang paska kebakaran Pasar Seririt memanfaatkan ruang yg ada
untuk berjualan di pinggir jalan, timur pedagang bunga Seririt. (DN~doc)
|
Buleleng, Dewata News.com – Rencana Pemkab Buleleng untuk merelokasi pedagang paska Pasar Seririt terbakar mendapat penolakan warga karena mereka beranggapan, penempatan relokasi pasar di Terminal Seririt dan sepanjang Jalan Udayana akan menggangu aktifitas warga penghuni jalan tersebut.
Penolakan warga itu disampaikan melalui Forum Peduli Seririt, karena
sebelumnya keberatan tesebut telah disampaikan ke pihak pemerintah namun tidak
mendapat tanggapan.”Sebelumnya keberatan kami telah disampaikan kepada Camat
Seririt dan pihak PD Pasar Buleleng namun tidak ditanggapi,” ujar warga yang
menolak namanya di sebutkan saat melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat
Seririt melalui wadah Forum Peduli Seririt dibawah kendali Putu Wisnu Atmaja dan
Lanang Sedana,Minggu (20/07).
Atas keluhan warga itu, Lanang Sedana mengaku telah membuat sejumlah
langkah untuk mencari jalan tengah, diantaranya membuat usulan agar relokasi
pasar di pindah ke lapangan Seririt di Desa Sulanyah.
”Keberatan warga itu kami tuangkan dalam bentuk surat keberatan yang
kami kirim kepada Bupati Buleleng dan Gubernur Bali,” ucap mantan Hakim Tinggi
itu di Seririt, Minggu (20/07).
Surat keberatan itu, menurut Lanang Sedana, setelah mempertimbangkan
keberatan warga setempat dan pengusaha SPBU di kawasan jalan itu. ”Jelas akan
menimbulkan problem sosial jika relokasi pasar di paksakan di tempat itu,” katanya.
Karena itu, kata dia, pihaknya mengusulkan lapangan Seririt dijadikan
tempat relokasi dengan catatan dilakukan pengurugan terlebih dahulu untuk
menghindari banjir. ”Kami juga bersurat ke Gubernur untuk membantu biaya
pengurugan,” ujarnya.
Tidak hanya penolakan, Forum Peduli Seririt berencana akan melakukan
kajian hukum untuk mencari pihak yang bertanggungjawab atas terbakarnya Pasar
Seririt. ”Kambing hitam akibat arus pendek memang masuk akal, tapi yang menjadi
persoalan tanggung jawab pengelola pasar sejauh mana atas musibah itu.” katanya
dan dibenarkan Wisnu Atmaja.
Apalagi, lanjut Lanang, ditemukan indikasi yang cukup kuat terdapat
keteledoran penerapan SOP dalam pengamanan pasar. ”Indikasinya antara lain, tenaga
pengamanan satupun tidak memiliki standar kualifikasi sebagai security, bahkan
hydrant air di pasar tidak berfungsi saat kebakaran berlangsung. Ini kan ada
faktor keteledoran dan ini mesti ada yang bertanggungjawab,” imbuh Wisnu.
Karena itu, katanya, ia bersama Forum Peduli Seririt akan melakukan
langkah lanjutan utuk memastikan siapa pihak yang paling bertanggungjawab.
(DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com