Buleleng, Dewata News.com – Kendati Gubernur Bali berharap pembangunan fisik waduk Titab di Kabupaten Buleleng, Bali agar selesai bulan Oktober, namun pihak kontraktor pelaksana Nindya-Brantas KSO dengan Konsultan Supervisi Indra Karya-Wahana Adya KSO mengagendakan tuntas pada akhir tahun 2014.
”Kalau bisa dituntaskan pembangunan
fisiknya sebelum berakhirnya kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudoyono,
sehingga bisa diresmikan oleh beliau, bulan Oktober mendatang,” kata Gubernur
Bali Made Mangku Pastika ketika meninjau waduk atau bendung Titab di wilayah
Kecamatan Busungbiu, Buleleng, Kamis (31/07).
Pembangunan bendung Titab terbesar di Bali ini,
menurut Gubernur, dimaksudkan untuk mengatasi kekeringan dan penanggulangan
banjir yang diharapkan tahun 2015 sudah bisa berfungsi, kendati baru tahap
irigasi dari beberapa manfaat yang akan dinikmati masyarakat.
”Ada beberapa manfaat bendung Titab yang
nantinya mampu mengairi daerah irigasi Saba dan Puluran seluas 1794,82 Ha untuk
meningkatkan intensitas tanam dari 169% menjadi 275%. Di samping itu, menambah
cadangan energi listrik sebesar 2 x 0,75 MW (wilayah Kecamatan Busungbiu) serta
untuk pariwisata, konservasi, perikanan dan lain-lain, termasuk air baku,”
ungkap Mangku Pastika.
Gubernur Mangku Pastika menyatakan
gembira, karena air baku yang bisa disiapkan di bendung Titab ini mampu memenuhi
kebutuhan air baku sebesar 350 liter/detik di 3 Kecamatan, yaitu Seririt,
Banjar,dan Busungbiu, Kabupaten Buleleng.
Keberadaan bendung Titab ini, kata
Gubernur, nantinya Buleleng menambah satu danau lagi yang luasnya 68,83 Ha,
dengan volume tampungan total air 12,80 juta m3.
Pembangunan waduk atau bendung Titab di
Kabupaten Buleleng ini dilaksanakan selama 4 tahun dengan dana APBN melalui
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Bali
Penida sebesar Rp428,7 miliar lebih. ”Pembangunan proyek Waduk atau Bendung
Titab hingga saat ini sudah menelan biaya Rp407 miliar, dan hingga tuntas secara
keseluruhan nanti nanti diperlukan dana Rp486 miliar,” kata Direksi Tehnis Gede
Panca.
Sementara pembebasan tanah milik
masyarakat setempat melalui kesepakatan bersama antara Kementerian Pekerjaan
Umum, Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Buleleng tanggal 6 Juli
2010 yang menetapkan harga tanah ditetapkan sebesarRp1 Miliar/Ha.
Sebagai proyek nasional, dalam perjalanan
pembangunan fisik waduk atau bendung Titab telah mendapat kunjungan Menteri PU
maupun Staf Ahli Kementerian PU dan Dirjen Sumber Daya Alam bersama Direktur
Sungai dan Pantai Kementerian PU.
Kunjungan kerja gubernur bersama pimpinan SKPD terkait di Pemerintah Provinsi Bali ke proyek pembangunan Waduk atau Bendung Titab itu, diterima Direksi Tehnis didampingu Kepala Satuan Kerja Putu Edy Purnawijaya dari Kontraktror Pelaksana Nindya-Brantas KSO.
Setelah meninjau proyek Waduk atau Bendung Titab, Gubernur Mangku
Pastika dan rombongan mengunjungi Panti Jompo Mara Jara Marapati di Kaliasem,
Kecamatan Banjar, Buleleng sebagai temu kangen. Sekaligus pula membawa titipan
kain endek dari Nyonya Ayu Pastika yang tidak sempat ikut, di samping bingkisan
lain kepada seluruh penghuni Panti Jompo.
Menurut Karo Humas Provinsi Bali Dewa Mahendra, tidak ikut sertanya Nyonya Ayu Pastika karena ada acara lain yang tidak bisa ditinggalkan di Denpasar.
Menurut Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali
Nyoman Wenten, Panti Jompo Mara Jarapati di Kaliasem ini dihuni 70 orang, 5
orang di antaranya telah meninggal dunia, sehingga masih ada 65 orang, 18 orang
diantaranya pria. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com