Tingkatkan Kesejahteraan Petani di buleleng, Pemerintah Terapkan Integrated Farming - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

7/16/14

Tingkatkan Kesejahteraan Petani di buleleng, Pemerintah Terapkan Integrated Farming

Ilustrasi Pertanian [Photo: google image]


Buleleng, DewataNews . Com

Pengembangan sistim pertanian terpadu (SPT) atau integrated farming, untuk peningkatan produktivitas lahan pertanian melalui berbagai upaya pengembangan wilayah, program pertanian, serta pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan secara terpadu dibahas Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam pertemuan bersama Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Kadistanak) Buleleng belum lama ini di aula pertemuan Distanak Buleleng

Bupati Suradnyana mengatakan, pengembangan pertanian di Buleleng, salah satu upaya dilakukan dengan menerapkan integrated farming. Melihat persoalan petani di lapangan, mereka masih terbentur produksi pupuk organik, yang jika rutin digunakan tentu mampu meningkatkan kesuburan tanaman. “Petani masih jarang menggunakan pupuk organik. Kami masih carikan jalan keluar untuk mengembangkan pupuk dari kotoran kelelawar, sapi, dan tanaman organik lainnya. Melalui integrated farming, sirkulasi pengembangan agar terintegrasi. Semua sudah ada hitungannya, tahun depan kami terapkan di satu kecamatan,” ujarnya.
Lebih lanjut ditambahkan, potensi pengembangan pertanian di setiap kecamatan berbeda satu dengan lainnya. Jika integrated farming berhasil diterapkan di suatu wilayah kecamatan, produksi seperti beras, palawija, ternak sapi, dan produksi tanaman pertanian lainnya, dapat saling melengkapi, sehingga produktivitas pertanian dapat ditingkatkan.

Sistim pertanian terpadu, memerlukan dukungan sumberdaya manusia, pengetahuan, teknologi, modal dan pemasaran produk pertanian dihasilkannya. Bupati Suradnyana menerangkan, akan melakukan pendekatan bersama para klian subak di setiap kecamatan, untuk berperan membantu peningkatan kualitas produksi integrated farming. Hanya saja, persoalan lain yang dihadapi adalah kualitas kesuburan tanah yang rendah untuk penerapan sistim pertanian organik. “Kondisi kesuburan tanah di Buleleng untuk pertanian organik sangat rendah, cuman tinggal 2 persen, normalnya sebenarnya 5 persen. Belum lagi, soal alih fungsi lahan. Salah satu upaya ke depan dengan mengadakan pertemuan sosialisasi bersama para kelian subak,” terangnya. (DN - HUM)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com