Illustrasi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi |
Buleleng, Dewata News.com – SUTET
adalah singkatan dari Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi dengan kekuatan 500 kV yang ditujukan untuk
menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang jaraknya jauh menuju
pusat-pusat beban sehingga energi listrik bisa disalurkan dengan efisien.
Berbagai macam kekhawatiran muncul akan dampak SUTET terhadap kesehatan
bagi penduduk yang tinggal di wilayah yang dilewati jalur SUTET, sehingga
ratusan warga Desa Celukan Bawang di Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali menolak
wilayahnya dilintasi SUTET milik Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pasalnya,
kabel bertegangan tinggi itu akan tersambung dari PLTU Celukan Bawang persis
membelah perkampungan warga di Dusun Pungkukan sehingga warga setempat menolak.
Dihadapan anggota DPRD Buleleng dari Komisi D, mereka mengancam akan
melakukan perlawanan jika SUTET dipaksakan melintasi pemukiman mereka. ”Dengan
sangat terpaksa kami akan melakukan perlawanan, termasuk akan memblokir jalan
Seririt-Gilimanuk, jika dipaksakan kabel telanjang itu melintasi daerah kami,” ucap
tokoh masyarakat setempat bernama Sadli dihadapan Komisi D saat menemui warga
di fasilitasi Kepala Desa Celukan Bawang M.Sahri, Senin (21/07).
Menurut Sadli, sejak awal dilakukan sosialisasi oleh PLN, warga sudah
mengingatkan untuk tidak membentangkan kabel bertegangan tinggi diatas
pemukiman warga. Namun permintaan warga itu tidak mendapat respon yang adil. ”Buktinya
kabel telanjang tetap dipaksakan melintasi pemukiman kami. Padahal dari tiga
kali sosialisasi kami menolaknya,” ujarnya dongkol.
Usai melakukan pertemuan dengan warga, Ketua Komisi D DPRD Buleleng Gede
Ardika didampingi Sekretaris-nya H.Mulyadi Putra dan Wayan Sumadra serta Kepala
Desa M.Sahri, turun kelapangan meninjau
lokasi dimaksud.
Dalam peninjauan dilapangan, para wakil rakyat dari Komisi D itu menemukan
fakta, bahwa keberadaan tower SUTET persis terpasang membelah pemukiman warga. ”Jika
melihat kondisinya, memang posisi kabel tegangan tinggi sangat membahayakan
warga. Apalagi persis dibawahnya ada sekolah dan perumahan. Karena ini bersifat
jangka panjang, pasti akan sengat berdampak terhadap keberadaan penduduk
sekitar, baik keamanan maupun kesehatan,” ujarnya.
Karena kabel tegangan tinggi belum terpasang, Gede Ardika mengatakan, akan
memanggil pihak terkait untuk dilakukan rapat dengar pendapat atau hearing, terutama PLN untuk diajak
mencari solusi. ”Kami ingin hearing
dengan PLN, terutama mencari solusi sehingga antara kepentingan PLN membangun
jaringan tidak berbenturan dengan kepentingan masyarakat. Artinya listrik
penting, keamanan warga juga lebih penting,” tandasnya.
Untuk diketahui, PLN Distribusi Bali bermaksud membangun Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi atau
SUTET dari PLTU Celukan Bawang ke kabel koneksi milik PLN sendiri. Rencananya
kabel udara tersebut akan melintasi pemukiman warga Dusun Pungkukan yang dihuni
sekitar 900-an jiwa lebih. Perkampungan tersebut merupakan kawasan relokasi
setelah warga tergusur dari lokasi megaproyek PLTU Celukan Bawang. Namun ditempat
itu, kembali mereka dihadapkan masalah, padahal di pemukiman baru itu mereka
telah membangun infrastruktur seperti pemukiman, jalan,sekolah dan bahkan
tempat ibadah. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com