Sujana, korban penembakan pesawat dg teman dari Belgia |
Buleleng, Dewata News.com – Tak ada menduga, salah seorang penumpang pesawat
Boeing 777 Malaysia Airlines (MH-17) yang jatuh tertembak tujuan
Amsterdam-Kualalumpur itu, berasal dari Dusun Banyuwedang, Desa Pejarakan, Kecamatan
Gerokgak. Penumpang tersebut bernama Wayan Sujana (24) ikut tewas bersama 12
penumpang lainnya asal Indonesia.
Mendiang Sujana yang tercatat sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan
Ganesha (Undiksha) semester enam Jurusan Perhotelan bermaksud pulang ke tanah
air usai menghadiri undangan pernikahan temannya di Belgia. Naas, saat pesawat
MH-17 yang ditumpanginya melintas di wilayah udara Ukraina jatuh tertembak dan
menewaskanya bersama ratusan penumpangn lainnya.
Mendengar peristiwa tragis itu, pihak keluarga langsung histeris. Mereka
tidak percaya, Sujana yang merupakan tulang punggung keluarga tewas dengan cara
mengenaskan. Bahkan, Ketut Ginastra (43) sebagai orang tua Sujana, syok berat
mendengar kabar anaknya tersebut tewas dalam penerbangan pulang ke tanah
air.
”Saya masih tidak yakin dengan kabar itu (pesawat yang di tumpangi
Sujana jatuh),” ujarnya sedih sambil membawa photo anaknya.
Menurutnya, Sujana terbang ke Belgia atas undangan pernikahan temannya
bernama Benoit Chardome. Ia mengenal Benoit sejak berkerja di salah satu
hotel dikawasan Banyuwedang. ”Benoit sudah sering mampir ke rumah disini,
kalau lagi berlibur ke Buleleng,” imbuhnya.
Saat ini, pihak keluarga masih terus melakukan kontak dengan
teman-teman Sujana di Belanda, termasuk dengan pihak otoritas Malaysia
Airlines. Saat Dewata News.com berada
di rumah duka, pihak Kedubes Malaysia melakukan kontak dengan Ginastra yang
meminta agar pihak keluarga Sujana bersiap terbang ke Malaysia.
Menurut penuturan Kadek Susila (26) asal Dusun Palengkong, Pejarakan, pertama
ia mendengar kabar pesawat tujuan Amsterdam-Kualalumpur jatuh melalui televisi.
Susila mengaku penasaran, karena pada saat yang sama dia mengetahui Sujana, temannya
satu kampung tengah menuju tanah air dari Amsterdam. Ia pun mengaku langsung
melakukan kontak dengan salah satu temannya di Belanda, bernama Arthur Loumen
untuk mencari tahu inforamsi sebenarnya.
”Saya di berikan kepastian, bahwa Sujana ada dalam pesawat yang jatuh
itu, dan saya kaget tidak percaya dengan kabar itu,” imbuhnya sembari mengaku
pada saat itu, Jumat (18/7) pukul 02.00 wita dini hari.
Tengah malam itu juga Susila menemui orang tua Sujana dan memberitahukan
peristiwa itu. ”Awalnya saya tidak berani memberikan kabar itu ke pak Ginastra,
namun apa boleh buat dengan terpaksa kabar duka itu saya sampaikan,” jelasnya.
Susila juga mengaku selalu kontak detik-detik menjelang pesawat itu
hilang kontak. Kata dia, dalam akun face book’nya, Sujana terakhir kali menulis
status ‘time to sleep waiting for Ben
come here’. ”Dia orang baik, dedikasinya dengan keluarga dan masyarakat sangaat
luar biasa,” ungkap Susila.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengaku turut
prihatin atas musibah yang menimpa salah satu warganya itu. Katanya, apapun
akan di lakukan untuk membantu meringankan keluarga yang ditinggalkan.
”Saya akan utus staf untuk membantu administrasi yang dibutuhkan. Apalagi
saya dengar pihak Malaysia meminta pihak keluarga untuk datang ke Malaysia, kami
akan bantu sepenuhnya,” kata Bupati Agus.
Ucapan senada disampaikan Ketua DPRD Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan dan berharap
pihak keluarga bersabar dan meminta Pemkab Buleleng membantu sepenuhnya. ”Saya
turut perihatin dan berbela sungkawa, selanjutnya minta semua pihak, termasuk
Pemkab Buleleng untuk memberikan bantuan yang di butuhkan,” tandasnya.
(DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com