Illustrasi tarian massal Tari Teruna Jaya pada Bulfest 2013 |
Dewata News - Buleleng
Ketika gelaran pertama Buleleng Festival (Bulfest) tahun 2013 dengan trade mark tarian massal Teruna Jaya, akan lebih ditingkatkan dengan yang lebih dahsyat siap tersaji pada Bulfest 2014 yang akan berlangsung 6-10 Agustus 2014,dengan Tari Nelayan.
Seperti diketahui, munculnya gong kebyar pertama di Bali Utara memicu
seniman tari dan tabuh legendaris I Gede Manik dari Desa Jagaraga, Kecamatan
Sawan, Buleleng menciptakan tarian perkasa sebagai sosok pemuda Buleleng, yakni
tari Teruna Jaya. Selain itu, seniman asal Desa Kedis, Kecamatan Busungbiu, I
Ketut Merdana dengan ciptaannya Tari Nelayan.
Tarian Nelayan ini tercipta, menurut I Ketut Merdana, terinspirasi dari kekayaan laut dengan panjang pantai 145
kilometer terbentang di utara pulau Bali ini.
”Dari historis berkesenian tari dan tabuh khas Bali Utara yang
melahirkan tarian Teruna Jaya dan Tari Nelayan itulah, kami dari pihak Panitia
Bulfes II Tahun 2014 kembali mementaskan yang lebih dahsyat, yakni Tari
Nelayan, setelah sukses Tari Teruna Jaya pada ajang Bulfes yang pertama,” kata
Ketua Panitia Bulfes 2014 di Singaraja, Senen (07/07).
Menurut Suyasa, untuk tarian massal Tari Tenun ini akan menerjunkan 500
penari dari kalangan pelajar SMA/SMK dan Perguruan Tinggi yang dijadwalkan
tampil sepanjang jalan Ngurah Rai Singaraja.
Secara khusus, kata pejabat asal Desa Tejakula ini, penampilan Tari
Nelayan secara massal memiliki pesan moral kepada masyarakat, bahwa Buleleng
sejatinya memiliki potensi seni yang melimpah dan belum tergali maksimal,
terlebih dengan mengangkat tema The
Dynamic of Buleleng, penampilan
Tari Nelayan pun dinilai sangat sesuai dengan tema yang diusung yakni potensi
Bahari Buleleng.
Sementara itu Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Buleleng Putu Mangku Budiasa menyatakan, bangga adanya terobosan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Buleleng dengan menggelar Bulfet dalam menggali potensi kesenian khas Buleleng.
Namun disisi lain, vokalis Fraksi PDIP Buleleng yang petahana DPRD Buleleng 2014-2019 ini menyayangkan akan terjadinya suatu pemborosan biaya, kendati bisa dan mampu menggali dana dari pihak ketiga. "Kegiatan seperti Bulfest maupun Festival Lovina dan Festival Danau Buyan yang telah dibentuk panitia berdasarkan SK Bupati Buleleng itu, ternyata membentuk lagi Tim Kreatif yang menangani pentas kesenian yang akan ditampilkan. Justru dengan dibentuknya lagi Tim Kreatif terjadi pemborosan pembiayaan," kritiknya. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com