Buleleng (Dewata News) – Aliansi Hindu Muda Indonesia menolak
pembangunan tempat ibadah non Hindu atau Mushola yang rencananya akan didirikan
di jalur utama Denpasar-Singaraja, wilayah Gitgit yang terletak di kawasan
suci, Kecamatan Sukasada.
”Kami dari Aliansi Hindu Muda Indonesia menyatakan aspirasi masyarakat,
terkait dengan keresahan dan kekhawatiran akan hilangnya eksistensi umat Hindu
dan budaya Bali, sehubungan denhan rencana akan dibangunnya tempat ibadah,
Moshola di jalur utama Denpasar-Singaraja, wilayah Gitgit,” kata Koordinator
Aliansi Hindu Muda Indonesia Agus Purnama Wirawan usai menyampaikan aspirasinya
di DPRD Kabupaten Buleleng, Kamis (12/06) siang.
Ia mengungkapkan, organisasi yang dikoordinir itu keberatan, karena
rencana pembangunan tempat ibadah ini terletak di kawasan rawan bencana tanah
longsor, sehingga akan membahayakan masyarakat sekitar.
”Kami menduga di sekitar kawasan pembangbunan tempat ibadah tersebut
tidak tetdapat pemukiman umat Islam, yang mana hal itu merupakan suatu syarat
pembangunan tempat ibadah. Bahkan, disekitar kawasan tersebut lebih banyak
terdapat pemukiman umat Hindu,” ungkapnya.
Ketika menyampaikan aspirasi ke DPRD Buleleng siang itu, Aliansi Hindu
Muda Indonesia bersama-sama Cakrawayu Buleleng yang menolak dengan tegas
pendirian Moshola tersebut.
”Kami menolak tegas pendirian Mushola di lokasi berpotensi akan terjadi
longsor tersebut, dan jika terjadi bencana kembali yang akan menerima efeknya
Pemerintah Kabupaten Buleleng,” kata Penyarikan Cakrabayu Buleleng Ketut
Wiryadana.
Ketua Komisi D DPRD Buleleng Gede Ardika ketika menerima Aliansi Hindu
Muda Indonesia dan Cakrawayu Buleleng itu menyatakan, menampung segala aspirasi
yang disampaikan dan segera akan ditindaklanjuti kepada instansi terkait,
termasuk melakukan kunjungan ke lokasi rencana pembangunan tempat ibadah
tersebut. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com