Denpasar (Dewata News) – Jumlah pemilih
laki-laki dan perempuan di Kabupaten Buleleng ditemukan adanya ketidaksinkronan
sehingga KPU meminta KPUD Bali segera melakukan sinkronisasi data jumlah
pemilih.
Selain di Buleleng, hal sama juga ditemukan di Kabupaten Karangasem, seperti diungkapkan Ketua KPU Provinsi Bali Dewa Kadek Wiarsa Raka Sandi setelah menggelar rapat pleno di KPU Pusat Jakarta.
Hasilnya, KPU Bali mendapatkan rekomendasi agar melakukan sinkronisasi rincian data pemilih perempuan dan pemilih laki-laki. Pasalnya, dari perhitungan yang dilakukan terdapat perbedaan jumlah pemilih laki-laki dan perempuan di kedua kabupaten itu.
"Kami diminta melakukan sinkronisasi rincian data pemilih laki-laki dan perempuan. Namun prinsipnya, tidak mengubah jumlah suara atau mengubah DPT," tegasnya kepada wartawan di Denpasar.
.JPG)
Dari sisi jumlahnya tidak mengalami perubahan alias tetap sama. Cuma pada rincian data yang perlu disinkronkan, menyusul terjadinya perbedaan data laki-laki dan perempuan.
Raka Sandi memastikan, jika jumlah pemilih dan perolehan suara tetap sama tidak mengalami perubahan.
Setelah dilakukan sinkronisasi untuk Buleleng, sesuai SK DPT sebanyak 532.019 orang. Rinciannya, yang benar menurut SK Nomor 354 yakni laki-laki sebanyak 265.664 orang dan perempuan sebanyak 266.355 orang.
Sementara rincian sebelumnya yakni laki-laki sebanyak 265,646 orang dan perempuan sebanyak 266.373 orang.
Sedangkan, di Karangasem, jumlah pemilih dalam DPT sebanyak 378.091 suara. Rincian menurut SK KPU No 354 Tahun 2014, tentang DPT, jumlah pemilih laki 188.257 orang dan perempuan sebanyak 189.834 orang.
Hanya saja, dalam sertifikat yang sudah direvisi pusat, terjadi perubahan rincian yakni laki-laki sebanyak 188.200 orang dan Perempuan 189.891orang.
"Untuk total DPT seluruhnya sebanyak 2.936.235 orang," imbuhnya. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com