Buleleng (Dewata News) – Perayaan Hari Raya Waisak 2558 di Brahmavihara-Arama yang berlokasi di Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, Kamis (15/5) dipimpin Yang Mulia Bhiku Javano Panno.
Ratusan umat Budha Buleleng mengikuti puncak perayaan tertinggi ritual,
yakni menjelang detik-detik Waisak yang disebut Purnama Sidhi.Bhante Bhiku
Javano Panno yang tahbiskan menjadi Bhiku di negeri Thailan pada tahun 2007 ini
memimpin umat Budha melakukan keheningan meditasi atau dana
desana sembari mengenang tiga peristiwa yang dialami oleh sang pencerah,
yakni Sidharta Budha Gaotama.Diantaranya mengenang peristiwa Bodhi Satwa
yakni kelahiran sang Budha,Pertapaan Gaotama mencapai ke-Budha–an dibawah pohon
Bodhi dan peristiwa wafatnya sang Budha yang disebut Parinibbana.
Usai acara puncak, Bhiku Javano Panno mengatakan, detik-detik menjelang
Waisak substansinya adalah untuk mengenang tiga peristiwa yang disebut Tri Suci
Waisak, yakni untuk mengenang peristiwa kelahiran sang Budha yang dalam ajaran
Budha disebut Bodhi Satwa. Selanjutnya mengenang peristiwa Pertapaan Gaotama
untuk mencapai ke-Budha–an dibawah pohon Bodhi dan peristiwa wafatnya sang
Budha yang disebut Parinibbana.”Tiga hal itulah yang kita kenal dengan Tri Suci
Waisak,” ujar Bhiku yang juga mantan wartawan ini.
Bhiku Javano Panno menjelaskan, detik-detik menjelang Tri Suci Waisak ia
mengajak seluruh umat Budha untuk melakukan upacara Padaksini yaitu
ritual melakukan penghormatan kepada Sang Guru Agung Sidharta Budha Gaotama. Dalam
upacara ini, katanya, lebih banyak diisi acara perenungan dan keheningan untuk
kedamaian.
Puncak upacara Waisak kali ini bertemakan ”Kebersamaan Dasar
Keutuhan”, diawali oleh sejumlah kegiatan sejak sepuluh hari lalu. Selain
bersih-bersih di Taman Makam Pahlawan, juga mengunjungi situs Budha di Desa
Kalibukbuk, Lovina. ”Ditempat ini kami melakukan meditasi,” ucapnya.
Bahkan setiap malam dilakukan acara sebulan pendalaman damma (SPD). ”Dan
puncaknya hari ini (Kamis, 16/05) yang dimulai sejak pukul 03.00 wita,” tandasnya.
Pantau Dewata News, hingga siang hari masih banyak umat Budha
berdatangan ke Brahmavihara-Arama untuk melakukan upacara. Salah satunya
Hartono mengaku dari Tabanan khusus datang untuk melakukan meditasi. ”Saya
lakukan beberapa saat dan hampir setiap kali Waisak kami datang ke tempat ini,”
ungkapnya. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com