Dewata News - Ilustrasi |
Singaraja (Dewata News) – Kekesalan krama Subak Puluran, Desa Pakraman Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng mencapai puncaknya, secara rame-rame membongkar jalan yang menghubungkan Desa Pengastulan dengan ibukota Kecamatan Seririt, Senin (21/04).
Penyebabnya,
jalan tersebut sudah bertahun-tahun amblas, sehingga menutup saluran air yang
menuju areal persawahan seluas 9 hektare.
Akibat amblasnya jalan itu, petani sudah
empat kali gagal panen karena kekurangan air. Kendati sudah berulang kali
pemerintah diminta untuk memperbaiki jalan tersebut, namun tak kunjung mendapat
respon, sehingga terpaksa di bongkar karena musim tanam padi akan di mulai.
Kelian Subak Puluran, Desa Pakraman
Pengastulan Made Sarjana mengatakan, ,sejak awal pihaknya telah bersabar atas
kondisi saluran subak yang tertutup akibat jalan amblas tersebut, namun
belakangan krama subak kehilangan kesabaran karena telah empat kali
gagal panen.
”Saat ini musim tanam padi akan dimulai,
maka kami berinisiatif untuk membongkar jalan ambles agar aliran air kembali
normal, sebab pada tanam ini kami tidak ingin gagal panen lagi,” jelas Made
Sarjana dibenarkan Kelian Tempek Banjar Taman Pengastulan, Mangku Astika.
Menurut Sarjana, selama ini cakupan sawah
yang kekurangan air akibat mampetnya saluran ini luasnya 9 hektare dan para
petani selalu mengeluh akibat pasokan air untuk mengairi sawah sangat sedikit,
padahal sudah berulang kali disampaikan soal itu ke pihak terkait.
”Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas PU
maupun Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng, namun belum ada
respon,” ungkapnya.
Karena belum mendapat kepastian, kata
Sarjana, dirinya dan krama lainnya mengambil inisiatif menggunakan dana
swadaya untuk membongkar jalan yang ambles tersebut. ”Kami lakukan pembongkaran
secara swadaya dengan uang kami sendiri,” imbuhnya.
Tidak saja soal saluran mampet akibat jalan
ambles,krama subak juga mengeluhkan saluran irigasi yang kerap mampet
oleh sampah yang dibuang warga.
Menurut Mangku Astika,hampir setiap hari
ia bersama krama subak membersihkan saluran air oleh tumpukan sampah
yang dibuang oleh warga, terutama pedagang di Pasar Seririt. ”Sampah juga
menjadi problem tersendiri karena saluran sering mampet,”ungkapnya.
Sementara itu, akibat pembongkaran itu sempat
memancing perhatian aparat Kecamatan Seririt, Lurah Seririt dan Kepala Desa
Pengastulan mencari tahu penyebab dibongkarnya jalan yang cukup vital itu.
Kepala Desa Pengastulan Ketut Yasa, Lurah
Seririt Nyoman Tri Agus Kartika Yuda dan staf dari Kecamatan Seririt setiba
dilokasi menyatakan, akan secepatnya melakukan koordinsai dengan pihak terkait.
Namun soal sampah ketiganya kompak angkat
tangan. ”Sampah pasar menjadi tanggungjawab pihak pengelola pasar, sedangkan
untuk sampah warga kami belum punya solusi karena di Kota Seririt sendiri hanya
ada satu tempat penampungan sampah,” kata Lurah Seririt Tri Agus Kartika Yuda.
Kepala
Dinas PU Kabupaten Buleleng Ketut Yasa saat dikonfirmasi terkait dibongkarnya
jalan tersebut mengatakan, selama ini Dinas PU telah merancang anggaran untuk
memperbaiki saluran gorong-gorong tersebut setelah beberapa kali warga
mengeluhkan soal jalan itu. ”Rencananya, segera akan dilakukan perbaikan,” ujarnya
singkat. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com