|
Dewata News - Ilustrasi Bawah Laut |
Buleleng (Dewata News) – Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng I Nyoman Sutrisna mengatakan, sebuah tim dari Myanmar telah mengunjungi Buleleng, terkait tingkat manajemen konservasi laut daerah yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir.
Ia mengungkapkan, kegiatan yang dipusatkan di wilayah Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini dengan Korlap pelatihan untuk Laut Alam Lestari ( LINI ) Foundation, Andri Ali Musta'in.
Sementara Andri Ali Musta’in mengatakan, tim Myanmar mengunjungi perairan utara Bali itu, karena ketertarikannya pada upaya rakyat dan partisipasi masyarakat pesisir.
”Mereka tertarik pada bagaimana orang-orang membuat upaya mereka sendiri tentang masalah tersebut. Ada banyak hal yang ingin mereka belajar dari masyarakat setempat,” katanya.
Di Myanmar, menurut dia, kebijakan ”top down” . Namun di Bali, atau di kota-kota Indonesia pada umumnya adalah orang yang memulai.
.
Andri mengatakan, bahwa delegasi Myanmar juga pergi snorkeling di perairan untuk melihat langsung kehidupan laut .
”Mereka kagum karena ikan besar dapat dilihat di perairan dangkal seperti itu, tidak seperti di Myanmar, sehingga perairan Penuktukan sekarang memiliki potensi untuk menarik wisatawan asing,” imbuhnya.
.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Buleleng Nyoman Sutrisna, selain menyampaikan apresiasi atas kunjungan delegasi itu, juga mengaku senang bahwa upaya rakyat yang dilaksanakan itu telah menerima tanggapan dari negara lain.
”Kami juga tidak tahu, kenapa Buleleng ? Yah, saya kira mereka tahu tentang potensi kelautan utara Bali dari berbagai sumber. Tapi setidaknya, kami sekarang tahu bahwa orang-orang mulai melihat sumber daya alam perairan laut utara Bali,” ujarnya.
. "
Nyoman melanjutkan dengan mengatakan, bahwa lembaga itu mempelajari terumbu karang di Buleleng Timur dan Tengah dengan maksud untuk menerapkan teknologi bio batu tahun depan.
Teknologi, yang diperkenalkan oleh ilmuwan Tom Gorou , telah berhasil membuat Pemuteran di di Buleleng barat, situs konservasi laut terbaik di Indonesia dan salah satu yang terbaik di dunia.
”Kami sedang mempelajari dan mengembangkan teknologi ini di dua daerah . Kami berharap konservasi dapat dimulai pada tahun 2014 ini,” katanya.
.
Sutrisna mengatakan, bio rock bagaimanapun bisa sesuai dengan perairan laut Lovina dan Kerobokan. (DN - TiR).
nice post, nikamati juga konservasi sambil berwisata
ReplyDeleteTerimakasih atas kunjungannya ke Dewata News , semoga memberi manfaat atas informasinya
ReplyDelete