3.220 Warga di Bali Jadi Caleg Perebutkan 414 Kursi - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

2/20/14

3.220 Warga di Bali Jadi Caleg Perebutkan 414 Kursi


 Oleh : I Made Tirthayasa

Dewata News ~ Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) yang digulirkan pada tanggal 9 April 2014 tinggal 48 hari lagi sebagai pesta rakyat untuk menentukan para wakilnya yang akan duduk di kursi DPR RI, DPRD Bali maupun Kabupaten-Kota di Bali dengan kuota 414 kursi yang diperebutkan oleh 3.220 orang warga krama Bali sebagai Calon Legislatif (Caleg),dan 1.184 warga diantaranya Caleg perempuan .

     Dari 3.220 warga krama Bali yang berjuang ke tangga parlemen itu, 99 orang Caleg diantaranya  memperebutkan 9 kursi DPR RI, 458 orang Caleg untuk 55 kursi DPRD Bali, 374 Caleg krama Buleleng, 31 orang diantaranya petahana (incumbent) memperebutkan 45 kursi DPRD Buleleng, sedangkan 35 kursi di DPRD Jembrana diperebutkan 227 orang Caleg di bumi Mekepung itu. Karangasem dengan kuota 45 kursi diperebutkan 313 krama bumi lahar itu, dan dari bumi serombotan Klungkung yang memiliki kuota  30 kursi diperebutkan 236 orang Caleg, sedangkan di kabupaten seni Gianyar 315 warga krama Caleg memperebutkan 40 kursi. Kodya Denpasar yang jumlah kuota parlemen sama dengan Buleleng 45 kursi diperebutkan 372 orang Caleg, sementara di kabupaten terkaya di Bali, yakni Badung dengan 40 kursi akan diperebutkan oleh 297 orang Caleg, dan kabupaten lumbung beras Bali, yakni Tabanan dengan 40 kursi akan diperebutkan oleh 261 orang Caleg.

    Tiga ribu lebih warga krama Bali menjadi caleg memperebutkan kursi anggota legisl;atif dalam Pileg 9 April 2014 nanti memang sah-sah saja sepanjang untuk memperjuangkan amanat dan aspirasi masyarakat.

     Menelisik jumlah kursi yang diperebutkan itu memunculkan persaingan akan ketat, baik untuk DPR RI, DPRD Bali maupun DPRD Kabupaten/Kota. Persaingan tidak saja terjadi di antara caleg yang berbeda parpol, tetapi dengan cara tarung bebas, juga terjadi persaingan ketat antarcalon satu parpol.

    Ketatnya persaingan dalam memperebutkan warga pemilih memunculkan ide sosialisasi bersama, baik caleg DPRD Kabupaten/Kota menggandeng caleg DPRD Bali maupun mendompleng caleg DPR RI yang umumnya masih dalam parpol yang sama.

     Sebagai misal ada suami-istri hingga anak ikut nyaleg didasari niat tulus berjuang untuk rakyat, Tutik Kusuma Wardhani yang Ketua Komisi II DPRD Bali di Pileg 9 April 2014 nyaleg DPR RI menggandeng anaknya sebagai caleg baru di DPRD Buleleng dari Partai Demokrat. Sementara suami Tutik, yakni Gede Dharmawijaya setelah puas dengan jabatan Wakil Ketua DPRD Buleleng periode 2009-2014 ini melesat nyaleg sebagai utusan daerah di DPD RI.

     Namun, ada yang lebih istimewa dari sebuah keluarga sepuh politik Ketut Kadjar dengan majunya petahana Gede Ton Hitler yang periode 2009-2014 melalui PKPB di DPRD Buleleng, kini berjuang dengan kendaraan politik Partai Hanura di parlemen Bumi Panji Sakti, sementara adiknya Ketut Jengiskan berjuang sebagai caleg di DPRD Provinsi Bali melalui Partai Amanat Nasional.

     Upaya tidak memecah suara tradisional yang dimiliki, tim sukses harus “menjual” (sosialisasikan) caleg Ton Hitler dan Jengiskan satu paket dalam menjaring pemilih yang tersebar di kabupaten ujung utara Bali itu.

    Dari analisa semua caleg yang berjumlah 3.220 warga krama Bali itu, dengan jumlah kuota 414 kursi, berarti 85% akan gagal. Kalau mereka tidak punya mental kuat dan investasi sosial sebagai modal nyaleg, mereka bisa depresi, stres atau bahkan gila, hingga akan masuk RSJ Bangli. Apalagi, caleg gagal itu menggunakan dana pinjaman dan berutang sana sini, tapi masih ada caleg lebih beruntung yang punya aset tanah, buru-buru dijual kendati dibawah harga standar.

    Menyikapi adanya caleg gagal dan tidak siap mental sehingga depresi dan stres, salah seorang warga di kawasan Jalan Teleng, Singaraja, Buleleng sudah menyiapkan tempat bagi mereka yang sejak sebulan ini membuka The Dari yang umumnya dari wilayah Bandung, Jawa Barat. (DN - TiR).

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com