Dewata News - Buleleng
Menurut penuturan Ahmad Sunik, salah seorang warga Sumberklampok. Ia merupakan gerasi ke-3 yang menempati lahan seluar 25 are untuk rumah dan lahan pertanian. Namun, selama itu pula ia merasa was-was jika nanti ia bersama 696 kepala keluarga lainnya sewaktu-waktu digusur oleh pemerintah.
“Kakek sama bapak saya sudah meninggal disini. Saya generasi ke 3 tinggal di tanah ini. Luas tanah saya 25 are, itu untuk bertani,” ucapnya.
Seperti diberitakan Sunari Dewata , Ia bersama ribuan warga lainnya sudah sejak pagi menunggu di Balai bajar Sumber Batok. Keinginannya cuma satu, bertemu dengan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika dan meminta hak untuk menempati tanah yang sudah ia tinggali.
“Kami berharap agar tanah itu bersertifikat, agar kamii bisa menempati seterusnya. Kami sudah berpuluh-puluh tahun. Mbah saya sejak tahun 1922 disini,” terangnya.
Walau demikian, pria paruh baya ini pun mengakui jika aksi itu sangat menggangu aktifitasnya bertani. “Terganggu kegiatan kami, seharusnya kami ada di kebun sekarang. Penghasilan berkurang juga. Biar kami tidak dikasi makan, kami hanya ingin pak Gubernur datang,” katanya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com