Dewata News - Mangapura
Hari pertama perhelatan akbar World Culture Forum (WFC) yang
diselenggarakan di Bali International Convention Center (BIC), Nusa Dua, Bali
memunculkan perspektif berbeda dilihat dari kacamata delegasi luar negeri.
Senada dengan pidato Presiden Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Muhammad Nuh tentang
pentingnya budaya sebagai sumber pembangunan yang berkelanjutan, delegasi luar
negeri termasuk pembicara kunci dari negeri berbeda, membagi perspektif mereka
tentang pentingnya budaya dari segi sosial dan ekonomi.
Prof. Dr. Amartya Sen, peraih penghargaan Nobel dalam bidang
ekonomi dari Harvard University di Amerika mengatakan bahwa forum internasional
tentang dialog budaya seperti Forum budaya Dunia, sangat penting guna
memperoleh wawasan dalam pemahaman satu budaya dibanding lainnya. “Memahami
perbedaan budaya adalah salah satu cara untuk memperkuat kemampuan kita
mengerti perbedaan agar hidup damai satu sama lain, dibandingkan dengan jatuh
pada penggunaan kekerasan,” katanya dalam pidato kunci pada pembukaan resmi Forum Budaya Dunia.
Ia menambahkan bahwa forum ini sangat penting untuk
memfasilitasi apresiasi semua orang terhadap keragaman budaya. Seperti forum
WCF juga sangat efektif untuk menggantikan konfrontasi dengan dialog dan
pembicaraan. Juga hadir sebagai pembicra utama, Dr. Fareed Zakaria,
jurnalis dan komentator ternama dunia, penulis banyak buku, pembawa acara
andalan CNN tentang masalah luar negeri, menambahkan budaya adalah pilar yang
sangat penting yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tentu saja, budaya berbeda tertentu merefleksikan performa
ekonomi tertentu. Fareed menyebutkan bahwa kesalahpahaman tentang budaya dapat
menimbulkan halangan dalam perkembangan ekonomi. Irina Bokova, direktur jendral
UNESCO, gembira dengan Forum Budaya Dunia yang diorganisir oleh pemerintah
Indonesia dengan sepengetahuan UNESCO.
Ia menambahkan, UNESCO secara jelas telah memposisikan
budaya sebagai penggerak pembangunan, memanfaatkan keberagaman, memperdalam
akar pembangunan bagi komunitas dunia. Hari pertama Forum Budaya Dunia juga
menampilkan Forum Kunci Tingkat Menteri, di mana para menteri kebudayaan dari
berbagai negara menghadiri sidang. Pada sidang tersebut, semua menteri
menyatakan strategi dan kebijakan budaya dalam pembangunan negara-negara yang bersangkutan.
Seperti diberitakan Suluh Bali , Di antara para menteri kebudayaan yang menhadiri sidang
adalah Muhammad Nuh dari Indonesia, Cai Wu dari Republik Rakyat China, Mohamed
Nazri bin Tan Sri Abdul Aziz dari Malaysia, Lana Mamkegh dari Yordania, Dato
Seri Awang Haji Hazair bin Haji Abdullah dari Brunei Darussalam, Sultanbai Raev
dari Republik Kyrgyztan, Elia Ravelomanatsoa dari Madagaskar, Felipe M. De
Leon, Jr. dari Filipina, Maria Isabel de Jesus Ximenes dari Timor Leste,
Marcelo Pedroso dari Brazil, Sam Tan dari Singapura dan Masanori Aoyagi dari
Jepang.
Bertemakan “Kekuatan Budaya dalam Pembangunan yang
Berkelanjutan”, Forum Budaya Dunia akan berlangsung hingga Rabu, 27 November.
Forum ini dihadiri oleh perwakilan 40 negara, termasuk kepala negara, peraih
penghargaan Nobel, para menteri
kebudayaan, ahli-ahli terkemuka, pembuat kebijakan senior, LSM, praktisi budaya
dan pemangku kepentingan lainnya.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com