Dewata News - Klungkung
Terik matahari yang menyengat siang itu di kota Klungkung, menimbulkan rasa lapar dan haus. Ketika sampai di depan sekolah Saraswati, tiba-tiba mata tertuju pada seorang laki-laki paruh baya, menjual bakso sedang sibuk melayani pembeli. Tiba-tiba muncul rasa penasaran, karena rombong bakso bapak ini terpasang dengan mencolok sebuah pelangkiran. Canang di pelangkiran tersebut, terlihat masih segar. Pertanda bapak ini baru start jualan, seperti diberitakan Suluh Bali .
Itulah Wayan Suta, yang tiap hari berjulan bakso di depan sekolah Saraswati, Klungkung. “Saya sudah 7 tahun jualan disini pak,” katanya dengan raut muka ramah, sembari tangannya sibuk mencampur bakso yang saya pesan. Ia menuturkan, bakso ayam yang ia jual adalah hasil olahannya sendiri. “Ya saya buat sendiri pak. Ya daging ayam sebagai bahan bakso masih lebih murah. Kalo memakai daging sapi mahal,” katanya. Untuk satu porsi bakso, yang terdiri dari tipat, bakso, tahu, kul, dipatok harga Rp. 5 ribu.
Tiap hari Pak Wayan mangkal di depan sekolah Saraswati. Bila siang, itupun kalau dagangannya masih sisa, ia akan keliling ke kantor-kantor. Karena memang disana, Desa Besang, banyak berdiri kantor-kantor pemerintahan. “Kadang cepet habis, kadang bisa sampai jam 5 sore tiang jualan pak,” kata bapak 5 orang anak yang memang asal Desa Besang, Klungkung ini.
Ketika menyantap bakso, Pak Wayan bercerita kisah hidupnya dimasa lalu. “Dulu saya sempat 10 tahun di Kendari, Sulawesi Tenggara. Waktu itu ikut program transmigrasi,” katanya mengenang. Hanya saja, menurut penuturannya, tanah yang ia garap disana adalah tanah tadah hujan. “Susah dan berat sekali waktu itu pak,” kata laki-laki yang memperistri gadis asal Jembrana yang juga ikut transmigrasi kala itu. Situasi yang dirasa berat tersebut, akhirnya mendorong Pak Wayan Suta, bersama istri untuk balik pulang ke Bali.
Balik pulang ke Bali, bukan berarti menyerah bagi bapak yang kini sudah punya cucu ini. Dapur keluarga harus terus jalan. Akhirnya, Pak Wayan Suta beserta istrinya memutuskan mengambil sebuah peluang usaha dengan berjualan bakso ayam. Meski selama ini, peluang usaha berjualan bakso lebih banyak diambil oleh warga luar Bali. Pagi, ia dibantu istrinya mempersiapkan segala keperluan untuk dagangan. Jualan bakso dilakoni seorang diri oleh Pak Wayan Suta, sementara menurut Pak Wayan, istrinya di rumah juga punya kesibukan, yakni membuat alat-alat upakara.. Ketika ditanya, pernah nggak dipanggil mas ? “Hehe..nggak..karena hampr semua sudah saya kenal,” jawabnya sambil terkekeh.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com