Pengamanan Ketat, Nelayan Tak Boleh Melaut - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

11/8/13

Pengamanan Ketat, Nelayan Tak Boleh Melaut



Dewata News - Badung

Berbagai event International yang diselenggarakan di Bali ternyata tidak hanya memberikan dampak positif bagi Bali. Terlalu banyaknya event juga mendapat banyak keluhan dari masyarakat. Terutama oleh masyarakat menengah kebawah. Seperti halnya saat KTT APEC, gelaran yang mengahdirkan 21 kepala Negara tersebut sempat dikeluhkan oleh Nelayan, Pedagang oleh-oleh dan para supir freelance di Nusa Dua. Pasalnya, banyak diantara mereka yang aktifitasnya terhenti, padahal itu satu-satunya tumpuan hidup ekonomi keluarga, seperti diberitakan Sunari Dewata .

Begitu pula dengan event Bali Democracy Forum (BDF) VI, yang dilaksanakan mulai hari ini di Nusa Dua ternyata juga menuai keluhan dari masyarakat. Lurah Benoa, Wayan Solo mengungkapkan keluhan dari para nelayan yang ada di wilayah Kelurahan Benoa, Rabu (6/11).

Salah satu kelompok nelayan di kelurahan Benoa yang terganggu aktifitasnya yakni Kelompok Nelayan Segara Samuh. Pasalnya, oleh protap pengamanan yang dirasa sangat ketat, aktifitas melaut pun tersendat. “Ada nelayan yang datang ke kantor lurah dan menyampaikan keberatan ini, karena merasa dirugikan. Soalnya mereka merasa, ruang geraknya terbatas”, ungkap Solo.

Namun, keluhan masyarakat tersebut bukan berarti menyalahkan Protap pengamanan yang berlaku. Ia hanya berharap adanya kebijakan yang lebih fleksible terhadap masyarakat lokal yang beraktifitas di Kawasan tersebut. “APEC waktu ini kalau tidak salah selama sepuluh hari. Jadi ini banyak yang mengeluhkan. Katanya harus makan apa?” ucapnya.

Dengan adanya keluhan tersebut, Solo berharap pihak otoritas pengamanan mendengar suara masyarakat Benoa. Sehingga kedepannya, untuk kegiatan serupa, tak muncul kembali keluhan yang sama. “Kami harap, kegiatan serupa tak terus menjadi tangis. Ya kalau kegiatannya setahun sekali, tapi kalau kegiatannya setahun dua belas kali, bagaimana?” ucapnya.

Salah satu solusi yang ditawarkannya adalah dengan memberikan identitas khusus bagi masyarakat lokal. “Ya semacam ID Card istimewa lah. Yang dalam hal ini dapat mempertanggungjawabkan bahwa orang tersebut memang benar masyarakat lokal”, ucapnya. Ia bersama masyarakat pun tetap mendukung adanya setiap event yang berlangsung di wilayahnya. “Yang jelas, kami berharap, bagaimanapun rumusannya agar kegiatan tetap terlaksana dengan aman, nyaman, dan terkendali, tapi juga warga tak menangis”, tandasnya. 

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com