Penyelenggaraan Nusa Dua Fiesta (NDF) ternyata menyisakan cerita unik. Bila sebelumnya diberitakan bahwa akan ada lomba lari maraton di atas jalan tol (JDP), namun dalam pelaksanaannya justru gagal digelar di Tol Bali Mandara.
Seperti diberitakan Suluh Bali , Bali Internasional High Half Marathon (BHHM) justru dilaksanakan Minggu (17/11) di kawasan Nusa Dua. Pasalnya hingga menjelang pelaksanaan BHHM ini belum kunjung mendapat kepastian dari pihak PT. Jasamarga Bali Tol selaku pengelola JDP Bali Mandara ini.
Dihubungi wartawan, Humas Jasamarga Bali Tol Drajat Hari Suseno mengaku sama sekali tidak mengetahui bahwa akan digelarnya lari marathon di atas JDP Bali Mandara sepanjang 12 kilometer yang menghubungkan Denpasar dengan Nusa Dua. “Saya tidak pernah mendapatkan informasi tol akan digunakan untuk lintas lari. Bahkan saya tidak pernah dihubungi atau dilibatkan. Bagaimana bisa memberikan keterangan untuk menggunakan jalan tersebut?” ujarnya. Menurutnya, untuk penggunaan akses jalan tol bisa dilakukan dalam kondisi darurat atas izin kementerian terkait,” tegasnya.
Dijelaskan Drajat, jalan tol bisa ditutup sementara dalam keadaan darurat atas izin Kementerian Pekerjaan Umum bedasarkan UU Nomor 38 Tahun 2004 dan PP Nomor 15 tahun 2009. Jadi tidak bisa di tutup begitu saja,” ujarnya.
Sementara itu panitia BHHM Andrea Kansi selaku pantia dalam ajang ini menjelaskan “Jadi intinya pembicaraan lari marathon di atas Tol ini bertujuan untuk mempromosikan Tol Bali Mandara. Di awal ada pembicaraan BPD Bali dengan PT. Jasamarga Bali Tol serta Kementerian Pekerjaan Umum membuat acara di atas jalan tol di atas perairan ini,” ujarnya memberi penjelasan mengapa lari maraton di atas tol urung dilaksanakan, “Karena beberapa hari menjelang ajang ini belum mendapat kepastian, kami putuskan untuk memindahkan acara ini ke Peninsula di dalam area BTDC ( Bali Tourism Development Coorporation),” tambahnya.
Hujan Lebat
Pelaksanaan BHHM di Peninsula juga mendapat tantangan, yaitu terjadi hujan lebat. Namun pelaksanaan Maraton “Run Under Star” ini tetap dilangsungkan dan diikuti 1000 peserta yang di bagi menjadi 3 kelas yang akan memperebutkan total hadiah 200 juta rupiah.
Lari ini dibuka langsung Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta dengan mengangkat bendera serta suara trompet gas.
Ketut Sudikerta yang ditemui usai membuka ajang ini mengungkapkan gembira, “Tentu dengan adanya kegiatan semacam ini, yang dilaksakan BPD ini akan memberikan inspirasi terhadap kemajuan dunia pariwisata di masa yang akan datang” ujarnya
“Karena pariwisata tidak hanya bertumpu pada budaya saja tapi di era saat ini pariwisata sudah mengembang, ternyata pariwisata olahraga sangat penting artinya untuk kita dalam rangka kita menarik para wisatawan di saat Low Session yang terjadi dalam dunia pariwisata kita,” tambahnya.
Hasil Lomba
Menurut panitia hasil lomba Pelari asal Kenya menyabet semua juara 1. Untuk lari maraton katagori putra juara I diraih Karithi Daniel Stepent Kuria dengan catatan waktu 30:47 detik, juara II Murindi Onemus (31:02) dan juara III Ruto Kipkogei (31:21).
Sedangkan katagori maraton putri juara pertama disabet Carolyne Chepkwony dengan catatan waktu 37:28 menit, juara II Sally Chelaget (28:32) dan juara III Njihia Anna (46:11). Sementara katagori pelari nasional putra, juara pertama Bahthiar dengan catatan waktu 34:14 menit, juara II Sam (35:11) dan juara III Made Indrawan (35:29).
Di bagian putri juara pertama diraih Supriyati, juara II Rukmini dan juara III Sintawati Seusai penyerahan juara, pelari elit internasional Karithi Daniel Stepent Kuria mengaku bangga bisa meraih juara lari maraton di Pulau Bali. “Pulau Dewata memang indah dan menjadi kenangan saya memperoleh juara. Walau lomba maraton yang pertama kali diikuti pada malam hari,” ujarnya.
Ia mengatakan memang lomba lari maraton ini sangat jarang dilakukan malam hari, karena cukup berisiko dari segi kondisi lingkungan. ”Memang medannya cukup menantang, karena lintasan yang saya lalui tak terbayangkan. Medannya cukup berat, karena ada tanjakan, sehingga waktu yang ditempuh lebih lama dari biasanya,” kata Karithi.
Lomba maraton tersebut diikuti sekitar 1.000 orang dari target yang diperkirakan panitia akan mampu mencapai 3.000 peserta, namun demikian tercatat 15 di antaranya pelari elit dunia.
Seperti diberitakan Suluh Bali , Bali Internasional High Half Marathon (BHHM) justru dilaksanakan Minggu (17/11) di kawasan Nusa Dua. Pasalnya hingga menjelang pelaksanaan BHHM ini belum kunjung mendapat kepastian dari pihak PT. Jasamarga Bali Tol selaku pengelola JDP Bali Mandara ini.
Dihubungi wartawan, Humas Jasamarga Bali Tol Drajat Hari Suseno mengaku sama sekali tidak mengetahui bahwa akan digelarnya lari marathon di atas JDP Bali Mandara sepanjang 12 kilometer yang menghubungkan Denpasar dengan Nusa Dua. “Saya tidak pernah mendapatkan informasi tol akan digunakan untuk lintas lari. Bahkan saya tidak pernah dihubungi atau dilibatkan. Bagaimana bisa memberikan keterangan untuk menggunakan jalan tersebut?” ujarnya. Menurutnya, untuk penggunaan akses jalan tol bisa dilakukan dalam kondisi darurat atas izin kementerian terkait,” tegasnya.
Dijelaskan Drajat, jalan tol bisa ditutup sementara dalam keadaan darurat atas izin Kementerian Pekerjaan Umum bedasarkan UU Nomor 38 Tahun 2004 dan PP Nomor 15 tahun 2009. Jadi tidak bisa di tutup begitu saja,” ujarnya.
Sementara itu panitia BHHM Andrea Kansi selaku pantia dalam ajang ini menjelaskan “Jadi intinya pembicaraan lari marathon di atas Tol ini bertujuan untuk mempromosikan Tol Bali Mandara. Di awal ada pembicaraan BPD Bali dengan PT. Jasamarga Bali Tol serta Kementerian Pekerjaan Umum membuat acara di atas jalan tol di atas perairan ini,” ujarnya memberi penjelasan mengapa lari maraton di atas tol urung dilaksanakan, “Karena beberapa hari menjelang ajang ini belum mendapat kepastian, kami putuskan untuk memindahkan acara ini ke Peninsula di dalam area BTDC ( Bali Tourism Development Coorporation),” tambahnya.
Hujan Lebat
Pelaksanaan BHHM di Peninsula juga mendapat tantangan, yaitu terjadi hujan lebat. Namun pelaksanaan Maraton “Run Under Star” ini tetap dilangsungkan dan diikuti 1000 peserta yang di bagi menjadi 3 kelas yang akan memperebutkan total hadiah 200 juta rupiah.
Lari ini dibuka langsung Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta dengan mengangkat bendera serta suara trompet gas.
Ketut Sudikerta yang ditemui usai membuka ajang ini mengungkapkan gembira, “Tentu dengan adanya kegiatan semacam ini, yang dilaksakan BPD ini akan memberikan inspirasi terhadap kemajuan dunia pariwisata di masa yang akan datang” ujarnya
“Karena pariwisata tidak hanya bertumpu pada budaya saja tapi di era saat ini pariwisata sudah mengembang, ternyata pariwisata olahraga sangat penting artinya untuk kita dalam rangka kita menarik para wisatawan di saat Low Session yang terjadi dalam dunia pariwisata kita,” tambahnya.
Hasil Lomba
Menurut panitia hasil lomba Pelari asal Kenya menyabet semua juara 1. Untuk lari maraton katagori putra juara I diraih Karithi Daniel Stepent Kuria dengan catatan waktu 30:47 detik, juara II Murindi Onemus (31:02) dan juara III Ruto Kipkogei (31:21).
Sedangkan katagori maraton putri juara pertama disabet Carolyne Chepkwony dengan catatan waktu 37:28 menit, juara II Sally Chelaget (28:32) dan juara III Njihia Anna (46:11). Sementara katagori pelari nasional putra, juara pertama Bahthiar dengan catatan waktu 34:14 menit, juara II Sam (35:11) dan juara III Made Indrawan (35:29).
Di bagian putri juara pertama diraih Supriyati, juara II Rukmini dan juara III Sintawati Seusai penyerahan juara, pelari elit internasional Karithi Daniel Stepent Kuria mengaku bangga bisa meraih juara lari maraton di Pulau Bali. “Pulau Dewata memang indah dan menjadi kenangan saya memperoleh juara. Walau lomba maraton yang pertama kali diikuti pada malam hari,” ujarnya.
Ia mengatakan memang lomba lari maraton ini sangat jarang dilakukan malam hari, karena cukup berisiko dari segi kondisi lingkungan. ”Memang medannya cukup menantang, karena lintasan yang saya lalui tak terbayangkan. Medannya cukup berat, karena ada tanjakan, sehingga waktu yang ditempuh lebih lama dari biasanya,” kata Karithi.
Lomba maraton tersebut diikuti sekitar 1.000 orang dari target yang diperkirakan panitia akan mampu mencapai 3.000 peserta, namun demikian tercatat 15 di antaranya pelari elit dunia.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com