Kendaraan pribadi sudah cukup banyak di Bali, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menghimbau agar tidak ada penambahan kendaraan lagi demi mengurangi kemacetan, Selasa 19 November 2013 di Gedung Wisma Sabha.
Terlepas dari ketertarikan masyarakat luar terhadap potensi Bali, maka pertumbuhan penduduk tidak bisa dihentikan. Pertumbuhan penduduk ini yang mengakibatkan kebutuhan hidup semakin bertambah juga, salah satunya pertumbuhan kendaraan di Bali. Semakin bertambahnya pertumbuhan kendaraan di Bali maka pembangunan jalan juga bertambah.
Disela-sela makan siang bersama para wartawan Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan, membuat jalan baru perlu dipikirkan secara baik, dikarenakan membuat jalan baru akan berkaitan dengan alih fungsi lahan dani ini akan berdampak kepada perusakan lingkungan.
“Kalau bikin jalan baru berarti ada lahan yang dipakai, akan ada alih fungsi lahan dan itu artinya berkurang lahan yang harus kita jaga, sekarang saja sudah sekitar 600-700 hektar/tahun, kan habis itu nanti, sawah-sawah menjadi habis belum lagi kalau ada jalan baru pasti akan tumbuh lagi pemukiman dipinggir jalan,” katanya.
Oleh karena itu Pastika mengharapkan adanya Zero Growth yang artinya tidak ada pertumbuhan kendaraan baru lagi untuk waktu tertentu, tetapi Ia mengatakan ini baru hanya pemikirannya saja bukan keputusan, “Ini pemikiran ya belum keputusan, sekarang saya tidak berani bikin keputusan dulu,” tegasnya.
Ia juga mengatakan ini pasti akan berdampak buruk kepada pedagang mobil-mobil, tetapi menurutnya kebijakan apapun pasti tidak mungkin bisa menyenangkan semua pihak, “Minimal orang-orang yang pencinta lingkungan, yang anti alih fungsi lahan bisa merasa senang dan kita semua terselamatkan dari kroditnya Bali ini,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, ini semua berkaitan dari daya dukung wilayah dan pertambahan penduduk yang luar biasa, kalau 1 hari bertambahnya mobil 50 biji bisa dibayangkan satu bulan berapa mobil yang akan bertambah. “Bukan kita tidak mau bikin jalan, tapi kalau bikin jalan terjadi alih fungsi lahan lagi. Oleh karena itu mari kita anggap cukup dulu lah jumlah kendaraan di Bali ini, yang artinya kita tidak menerima pendaftaran mobil baru dan mobil bekas yang dari luar Bali,” kata Pastika.
Pastika menginginkan agar permasalahan ini dirundingkan bersama-sama sambil membenahi public transport di Bali. Ia juga berpendapat dengan adanya Trans Sarbagita bisa membantu, apalagi katanya tahun depan akan ditambah lagi 30 unit bus Trans Sarbagita, memperbanyak halte dan memberikan pelayanan yang lebih bagus lagi, sehingga dengan ini Pastika berharap akan banyak yang beralih memakai bus Trans Sarbagita ini.
“Kalau tidak disetujui juga rencana ini ya tidak apa-apa, harus ada solusi tapi karena alih fungsi lahan jalan terus, mobil nambah terus, orang juga nambah terus, kita tidak bisa stop orang datang ke Bali,” katanya. (Suluh Bali)
Terlepas dari ketertarikan masyarakat luar terhadap potensi Bali, maka pertumbuhan penduduk tidak bisa dihentikan. Pertumbuhan penduduk ini yang mengakibatkan kebutuhan hidup semakin bertambah juga, salah satunya pertumbuhan kendaraan di Bali. Semakin bertambahnya pertumbuhan kendaraan di Bali maka pembangunan jalan juga bertambah.
Disela-sela makan siang bersama para wartawan Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan, membuat jalan baru perlu dipikirkan secara baik, dikarenakan membuat jalan baru akan berkaitan dengan alih fungsi lahan dani ini akan berdampak kepada perusakan lingkungan.
“Kalau bikin jalan baru berarti ada lahan yang dipakai, akan ada alih fungsi lahan dan itu artinya berkurang lahan yang harus kita jaga, sekarang saja sudah sekitar 600-700 hektar/tahun, kan habis itu nanti, sawah-sawah menjadi habis belum lagi kalau ada jalan baru pasti akan tumbuh lagi pemukiman dipinggir jalan,” katanya.
Oleh karena itu Pastika mengharapkan adanya Zero Growth yang artinya tidak ada pertumbuhan kendaraan baru lagi untuk waktu tertentu, tetapi Ia mengatakan ini baru hanya pemikirannya saja bukan keputusan, “Ini pemikiran ya belum keputusan, sekarang saya tidak berani bikin keputusan dulu,” tegasnya.
Ia juga mengatakan ini pasti akan berdampak buruk kepada pedagang mobil-mobil, tetapi menurutnya kebijakan apapun pasti tidak mungkin bisa menyenangkan semua pihak, “Minimal orang-orang yang pencinta lingkungan, yang anti alih fungsi lahan bisa merasa senang dan kita semua terselamatkan dari kroditnya Bali ini,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, ini semua berkaitan dari daya dukung wilayah dan pertambahan penduduk yang luar biasa, kalau 1 hari bertambahnya mobil 50 biji bisa dibayangkan satu bulan berapa mobil yang akan bertambah. “Bukan kita tidak mau bikin jalan, tapi kalau bikin jalan terjadi alih fungsi lahan lagi. Oleh karena itu mari kita anggap cukup dulu lah jumlah kendaraan di Bali ini, yang artinya kita tidak menerima pendaftaran mobil baru dan mobil bekas yang dari luar Bali,” kata Pastika.
Pastika menginginkan agar permasalahan ini dirundingkan bersama-sama sambil membenahi public transport di Bali. Ia juga berpendapat dengan adanya Trans Sarbagita bisa membantu, apalagi katanya tahun depan akan ditambah lagi 30 unit bus Trans Sarbagita, memperbanyak halte dan memberikan pelayanan yang lebih bagus lagi, sehingga dengan ini Pastika berharap akan banyak yang beralih memakai bus Trans Sarbagita ini.
“Kalau tidak disetujui juga rencana ini ya tidak apa-apa, harus ada solusi tapi karena alih fungsi lahan jalan terus, mobil nambah terus, orang juga nambah terus, kita tidak bisa stop orang datang ke Bali,” katanya. (Suluh Bali)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com