Insinyur Perikanan Jadi Tukang Cukur - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

11/9/13

Insinyur Perikanan Jadi Tukang Cukur

I-Wayan-Wirya-Santika 

Dewata News - Tabanan

Selalu berusaha, dan tidak pernah mau menyerah, mungkin itu yang menjadi prinsip hidup I Wayan Wirya Santika. Begitu tamat kuliah, ia tidak mengikuti jejak teman-temannya untuk melamar menjadi pegawai. Tapi malah mencoba membuka usaha sendiri, memanfaatkan rumah sekaligus warung lama miliknya. Mungkin ia pikir karena berada di pinggir jalan raya, dipandang cocok untuk membuka usaha.

Seperti diberitakan Suluh Bali , Laki-laki yang kini berusia 44 tahun ini, memulai membuka usaha dengan berjualan nasi babi guling. Mungkin belum jodoh, usahanya tersebut tidak jalan. Kemudian setelah usaha jual nasi babi guling gulung tikar, Pak Wahyu, begitu ia dipanggil di desanya, banjar Meliling Kangin, Tabanan, memulai jenis usaha baru. Yakni menjual barang-barang keperluan pertanian, seperti pupuk, bibit padi dan sebagainya. Rejeki dan hoki belum juga berpihak kepada bapak 2 anak laki-laki ini.

Insinyur Perikanan, jebolan Universitas Warmadewa tahun 1993/1994 ini, tidak juga surut akal dan mencari peluang baru. “Menjual kripik dan kerupuk keliling juga pernah saya jalani, setelah usaha jualan pupuk tutup. Karena sering keliling, sekalian membeli ayam, itik, memeri untuk dijual,” katanya mengenang. Tapi usaha itupun akhirnya kelimpungan. Hanya usaha itik dan jualan ayam saja yang masih ia jalani sampai sekarang.

Sampai akhirnya ia mencoba lagi usaha baru sebagai  tukang cukur. “Sudah 14 tahun saya jalani sebagai tukang cukur ini,” katanya sambil mengingat diawal mulai usahanya ini. Mungkin sudah jodoh, terbukti tiap hari konsumennya antre, untuk mendapatkan jasa yang terbilang jarang dilakoni oleh krama Bali ini. Tiap orang yang dicukur, tidak lebih dari 10 menit, bahkan sekitar 5 menit ia tangani. Tangannya sangat cekatan, meski kerap sambil ngobrol dan bergurau dengan orang yang dicukur maupun yang nganter. Ia pun melengkapi peralatan cukurnya dengan alat-alat yang modern. Yang digerakkan oleh tenaga listrik.

Untuk konsumen anak-anak, Wayan meminta imbalan hanya Rp 5 ribu, sedangkan konsumen dewasa ditarik upah Rp 6 ribu. Terbilang murah memang. Mungkin karena murah, dan pelayanan juga cepat, hasilnya memuaskan. Para tamu konsumen, rela berjejer antre menunggu giliran dicukur rambutnya. Hal tersebut juga karena Wayan bekerja sendiri, tanpa dibantu karyawan. Tidak kewalahan Yan ? “Kalau lagi rame, mata sampe berkunang-kunang, makanya siang istirahat sebentar,” katanya. Pagi jam 08.00 ia mulai buka, hingga sore jam 17.00. Ia pun menuturkan, kalau hari Jum’at dan Minggu biasanya sangat rame. Karena pada hari-hari tersebut, anak-anak sekolah, karyawan/pegawai memiliki  waktu luang untuk cukur rambut. Ia menceritakan, tiap hari ada sekitar 30- 50 an orang yang datang cukur rambut ke tempatnya. Hanya perlu modal alat-alat cukur, skill dan ketekunan. Ia pun telah mampu menopang keluarga, serta mengkuliahkan putra sulungnya, serta adiknya yang masih sekolah di bangku SMP.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com