Berdasarkan pantauan, suasana mencekam di Kota Gianyar sudah terlihat sejak Kamis pagi. Sekitar pukul 10.00 wita, ratusan anggota salah satu ormas berdatangan ke kantor PN Gianyar, guna mengantarkan rekannya untuk bersaksi dalam sidang kasus pembunuhan di Desa Keramas, dengan korban, I Gede Wara Widarta alias Gde Jon. Pembunuhan itu dilakukan bulan Agustus lalu oleh terdakwa I Wayan Sudarsana alias Tako sebagai pelaku utama dan tiga terdakwa lainnya.
Gesekan pun nyaris terjadi. Di mana selama ini Kantor PN Gianyar yang hanya didatangi oleh salah satu ormas, kini malah didatangi ormas lainnya. Sehingga nyaris terjadi gesekan antara kedua kelompok. Aparat kepolisian akhirnya mengerahkan pasukannya untuk melakukan pengamanan dan pemblokiran jalan ke arah kantor PN Gianyar.
Melihat suasana yang tidak memungkinkan dilakukan sidang, pihak PN Gianyar, Jhon M Lewo, S.H., berinisiatif menemui massa dan menegaskan bahwa sidang ditunda. "Sidang selanjutnya, kedua kubu diharapkan tidak menghadirkan massa jika ingin proses peradilan kasus pembunuhan itu berjalan lancar," katanya.
Usai massa membubarkan diri dari Kantor PN Gianyar, tiba-tiba terjadi konsentrasi massa di kawasan bekas Terminal Kebo Iwa Gianyar. Massa salah satu ormas berada di area bekas terminal, sedangkan massa ormas lainnya berada sebelah barat bekas terminal. Hingga akhirnya, sekitar pukul 12.00 wita, di sebelah barat bekas terminal terjadi pengeroyokan yang diduga akibat adanya anggota ormas yang salah masuk. "Mereka menduga di sana temannya," bisik salah satu anggota kepolisian.
Atas kejadian itu korban diperkirakan tidak mengalami luka serius. Aparat kepolisian sempat mencari korban hingga ke rumah sakit, namun tidak ditemukan. Hingga sore hari, belum ada laporan atas kejadian itu. Akibat kejadian itu suasana sekitarnya mencekam. Toko-toko yang ada di sekitar bekas Terminal Kebo Iwa memilih menutup tokonya karena khawatir akan terjadi bentrok susulan yang lebih besar. "Saya pilih tutup aja, takut bentroknya semakin menjadi-jadi," terang salah satu pemilik toko.
Kedua massa ormas yang bersitegang tersebut kemudian diminta membubarkan diri oleh kepolisian. Kapolres Gianyar AKBP Komang Sandi Arsana sempat mengadakan pertemuan di ruang tamunya dengan menghadiri perwakilan dari kedua ormas. Pertemuan akan digelar lebih lanjut dengan melibatkan unsur Muspida. Atas kejadian itu, guna menghindari kejadian yang lebih besar, Polres Gianyar juga mempersiapkan BKO Brimob Polda Bali. (BP)
jlemene be je gede, kole sing meotak..
ReplyDeletenyamanne ajakne mekerah, mas joko ngadep bakso mli tanah
pideh2 rage biin blayyy... awak gede sing dadi anggo gene !!!!
nyem....
ReplyDeleteDitulis aja ormas yg mana itu, biar masyarakat tau, dan ormas2 itu dipelihara penguasa.
ReplyDeletenyame peturu bali ajak uyut...
ReplyDeleteelekang raganey,,,,
mau aja di adu domba,,,