Esensi Kontroversi Miss Word (MW) - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

9/7/13

Esensi Kontroversi Miss Word (MW)

Bj News ( By : Igusti Putu Artha )


Pro kontra terhadap pelaksanaan Miss Word yang digelar di Indonesia membuat masyarakatpun ikut berkomentar , seperti halnya yang ditulis oleh pemilik akun Igusti Putu Artha di Media Sosial Facebook (06/09) . Dalam judul tulisannya " ESENSI KONTROVERSI MISS WORLD (MW) " , dia mengatakan bahwa MW adalah peristiwa kebudayaan. Tak bedanya dengan Pemilihan Putri Indonesia, Abang None Jakarta, Miss Muslimah World dan sejenisnya. Hanya stigmanya, karena ada pamer bikini, dinilai bertentangan dengan norma kesusilaan masyarakat Indonesia.

Namun penyelenggara telah menjamin kegiatan diselenggarakan dengan menempatkan nilai-nilai kepatutan, kesopanan dan religiusitas masyarakat Indonesia. Jika penyelenggara ingkar kita bisa adili mereka. Sampai disini, seharusnya perdebatan bisa disudahi. Namun karena isu MW sudah diseret ke isu agama, persoalan jadi krusial. Cara pandang bergeser.

Dalam perspektif Pancasila dan hukum negara, tidak ada satu pun yang dilanggar atas penyelenggaraan acara kebudayaan ini. Namun sekelompok orang memaksakan membaca kasus ini dari cara pandang tersendiri. Sementara masyarakat Bali yang mayoritas Hindu memiliki cara pandang yang berbeda pula memahami MW. Sekarang kita paham kenapa para pendiri bangsa menciptakan Empat Pilar.

Salah satu tujuannya adalah memastikan agar persoalan-persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan mesti dipotret dengan cara pandang Pancasila (sebagai filosofi negara, bukan cara pandang agama manapun), UUD 1945 (sebagai sumber hukum tertulis tertinggi, bukan hukum tertulis agama), NKRI (sebagai wadah negara bukan negara agama apapun) dan nilai Bhinekka Tunggal Ika (landasan sosial kemasyarakatan, bukan cara pandang seragam). Karena pendiri bangsa kita amat sadar pluralisme demografi, geografi, suku, agama dan kebiasaan masyarakat Indonesia. Sama halnya, kendati Bali mayoritas Hindu, saudara Islam dan Kristiani amat nyaman dan memperoleh kemuliaan tinggi dalam mengespresikan peristiwa keagamaan dan kebudayaannnya.

" Sejatinya, pada sikap saling memahami inilah, negara akan bisa dikelola dengan lebih bijak dan bermartabat ", imbuhnya .


BJ NEWS - AN

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com