Buleleng,
Dewata News.com —
Setelah beberapa hari sebelumnya suasana Bumi
Panas Buleleng, Bali tanpa siraman air hujan kendati sudah memasuki wuku
Kaulu, tiba-tiba pada hari Sabtu (16/01) hujan deras mengguyur sejak siang hingga sore.
Hujan deras tanpa henti itu
juga mengguyur wilayah bendungan Titab di Kecamatan Busungbiu, Buleleng, Bali
yang mengakibatkan air bendungan itu ”meledak”. Hal itu dibenarkan saksi mata, Komang
Mudita seorang pedagang tidak jauh dari bendungan terbesar di Bali senilai
Rp486 miliar itu.
Pedagang asal Desa Ularan ini mengaku, ketika itu masih berjualan di
sekitar bendungan dikejutkan dengan ledakan air dalam bendungan, tepatnya di
bagian Intake seluas kisaran 5x5 meter.
”Waktu itu hujan deras dan tiba-tiba bunyi ledakan air. Bahkan ledakan
ait itu terjadi sampai tiga kali…blaarrr….blaarrr…blaaarrr.
Saat ledakan, air di dalam Intake itu menyembur ke atas hingga ketinggian 30
meter pada ledakan pertama. Ledakan kedua semburan air lebih rendah sekitar 20
meter, dan ledakan ketiga lebih rendah lagi,” ungkapnya, Minggu (17/01) siang.
Sejumlah warga yang mendengar suara ledakan itu merasa penasaran dan
mendekati lokasi ledakan untuk melihat lebih dekat.
|
Peresmian bendungan terbesar di Bali ini oleh mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri |
Mereka merasa cemas terjadi sesuatu pada bendungan itu yang baru saja
diresmikan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri, sebulan lalu.
Kini jembatan di tengah bendungan, yang dekat dengan lokasi ledakan,
ditutup portal dan dijaga petugas.
Selain petugas, dilarang memasuki area jembatan itu. Warga terpaksa hanya
bisa melihat bendungan dari ketinggian.
Seorang warga di antara kerumunan warga yang menyaksikan bendungan Titab
mengungkapkan, kontruski beton sandaran bendungan itu sudah mulai retak.
Retakan beton sandaran utama itu
memanjang dari bawah ke atas setinggi 20 meter. Bahkan, retaknya beton sandaran
utama itu sudah diinformasikan kepada pihak Balai Wilayah Sungai (BWS)
Bali-Penida selaku pengelola bendungan itu, tetapi masih belum direspon.
Sejumlah warga Desa Ularan yang rumahnya hanya berjarak 700 meter dari
bendungan ini merasa cemas dengan terjadinya retakan beton sandaran utama bendungan dan peristiwa ledakan air. Kekhawatiran
mendasar karena retakan beton jika mengakibatkan bendungan itu akan jebol. (DN
~ TiR).—
Weleh.......weleh......weleh............
ReplyDeleteItulah HEBAT nya Negara kita.. Kontraktor santai2 saja menyikapi masalah yg hrs nya dgn cepat di respon untuk segera di perbaiki.. biasa umumnya begitu musibah terjadi baru si kontraktor sibuk perbaiki karna takut berurusan dgn aparat hukum...
ReplyDelete