Desa Pemuteran |
Buleleng, Dewata News.com – Kendati Desa Pemuteran sudah terkenal sebagai jendela wisata Buleleng Barat, namun dalam popularitas itu peranan Pemkab Buleleng masih amat minim. Betapa tidak, kawasan pariwisata Pemuteran yang sudah amat populer itu belum beridentitas. Kawasan itu sudah terkenal tetapi tidak mempunyai gapura di pintu masuk, baik dari arat barat maupun arah timur yang memberi petunjuk kepada pengunjung, bahwa mereka sedang memasuki sebuah kawasan pariwisata terkenal.
”Saya sendiri sedih karena Pemuteran ini sudah terkenal tetapi di
tapal batas desa atau pintu masuk Pemuteran itu tidak ada apa-apa. Saya ingin
di pintu masuk di timur dan barat perlu dibangun gapura yang menjadi ciri khas
Pemuteran. Kalau ada gapura ciri khas Pemuteran orang ingat Pemuteran,” keluh
Kelian Desa Pakraman Pemuteran Jro Ketut Wardika.
Hal senada juga disampaikan Presdir Hotel Matahari Beach Cottage and
SPA, Ida Bagus Puja Erawan. Kata dia, perlu adanya sinersitas antara desa
dengan Pemkab Buleleng untuk mengembangkan fasilitas pendukung di Pemuteran.
Matahari Beach Resort & Spa |
Ia mengingatkan Pemkab Buleleng
untuk memberikan perhatian serius kepada kawasan pariwisata Pemuteran yang
notabene dikenal sebagai Nusa Dua’nya Buleleng. ”Bapak Bupati dan jajarannya
harus memikirkan Pemuteran. Karena kontribusi pajak hotel dan restoran (PHRI)
dari Pemuteran besar sekali. Karena itu, Bapak Bupati harus memperhatikan
keluhan para tokoh masyarakat di sana, seperti permintaan membangun gapura di
pintu gerbang barat dan timur masuk ke desa Pemuteran, termasuk juga open stage, trotoar dan penerangan jalan,”
tegas Puja Erawan.
Mantan Kadisbudpar di era kepemimpinan Bupati Buleleng ini juga
memaparkan, bahwa turis atau wisatawan yang berkunjung ke Pemuteran adalah
wisatawan khusus yang mencari ketenangan dan ingin melakukan meditasi.
Pantai Pemuteran |
Memang, kata Kadispenda Buleleng ini, daya jual Pemuteran adalah
keindahan alam laut, terutama coral
(terumbu karang), maka kegiatan utama wisatawan adalah menyelam snockling. “Pagi hingga siang mereka
menyelam di laut, kemudian sore mereka sPa. Kemudian malam mereka butuh
hiburan, maka perlu ada open stage untuk kepentingan life night,”
papar Puja Erawan.
Sementara Kepala Desa Pemuteran, I Gede Mudita memiliki sejumlah program
untuk memperindah wajah Desa Pemuteran sebagai upaya mendukung pengembangan
pariwisata di wilayah tersebut. Namaun, sayang Pemkab Buleleng kurang merespon
program tersebut. Misalnya, program trotoarnisasi jalan-jalan di Pemuteran dan
perlu dibangun open stage sebagai
wadah pengembangan seni budaya di desa tersebut.
Turis mancanegara, bukan lagi pemandangan yang asing di Pemuteran.
Dulu, warga pun enggan berjalan di wilayah yang kering kerontang ini.
|
”Ketika wisatawan berjalan kaki
di sini merasa nyaman, dan tidak khawatir dengan ramainya lalulintas di kawasan
ini. Padahal Pemkab mewacanakan Pemuteran sebagai KSPN,” kata Kades Mudita.
Bukan hanya itu kedua top pimpinan di Pemuteran, yakni Kelian Desa
Pakraman Jro Ketut Wardika dan Kades Pemuteran I Gede Mudita juga meminta agar
Pemkab Buleleng segera memasang penerangan jalan. “Karena para wisatawan juga
sering jalan-jalan malam hari, biar mereka aman dan nyaman kalau jalan-jalan,”
beber Wardika.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang dikonfirmasi mengaku dirinya
sudah menerima proposal dari petinggi desa dinas dan desa adat Pemuteran.
“Sudah ada proposalnya tapi saya belum buka-buka proposal itu. Yang pasti
begini, untuk pengembangan pariwisata termasuk Pemuteran, mulai kami anggarkan
tahun depan. Maksudnya tahun 2016,” janji Bupati Agus.
Ia juga mengatakan, mulai tahun anggaran 2016 mendatang bukan hanya
gapura yang dibangun, tetapi segala fasilitas pendukung seperti trotoar, lampu
penerangan serta open stage pun akan
dibangun sekaligus, untuk mendukung pariwisata di Pemuteran,” janji Bupati
Agus. (DN~*).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com